09 September 2024
Aisyah merasa hidupnya bagai kapal tanpa kompas, terombang-ambing di lautan masalah. Kehidupan rumah tangganya yang dulu harmonis kini retak, kariernya mandek, dan hatinya diliputi kegelisahan. Ia merasa kehilangan arah, tidak tahu lagi harus berpegang pada apa.
Suatu malam, ketika kesendirian menyelimuti, Aisyah membuka Al-Qur'an. Matanya tertuju pada sebuah ayat yang seakan berbicara langsung kepadanya. Ayat itu berbicara tentang kesabaran, tentang harapan, dan tentang janji Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesulitan.
Sejak saat itu, Aisyah mulai mendekatkan diri pada Al-Qur'an. Ia membaca, merenungi, dan berusaha menerapkan setiap petunjuk yang terkandung di dalamnya. Ia belajar tentang pentingnya bersyukur, memaafkan, dan selalu berprasangka baik kepada Allah.
Perlahan tapi pasti, perubahan mulai terasa. Aisyah merasa lebih tenang dan lapang dada. Ia mampu menghadapi masalah dengan lebih sabar dan bijaksana. Hubungannya dengan suami mulai membaik, dan kariernya pun mulai menanjak.
Aisyah menyadari bahwa Al-Qur'an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga merupakan petunjuk hidup yang sempurna. Di dalamnya terkandung segala jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini membingungkannya. Al-Qur'an menjadi cahaya yang menerangi kegelapan dalam hidupnya.
Kisah Aisyah adalah cerminan dari banyak orang yang merasa kehilangan arah dalam hidup. Al-Qur'an, dengan segala hikmah dan petunjuknya, selalu siap menjadi penuntun bagi siapa saja yang mau membuka hatinya.
Pesan moral dari cerita ini:
Tentang
Jl Taratak Paneh No 7, Kuranji, Kota Padang Sumatera Barat
(0751) 496178
yayasan@adzkiasumbar.or.id
Senin-Jumat: 07.30-16.00, Sabtu: 08.00-12.00